Laman

Sabtu, 12 Mei 2012

Yang Mistis & Yang Ilmiah di Gunung Salak

Rumah Haji Marsa tidak lagi seperti biasanya.Rumah yang terletak di kaki Gunung Salak itu jadi sangat ramai. Orang-orang berbondong-bondong menyambangi rumah itu sejak Kamis sore, 10 Mei 2012.Marsa kini memang menjadi ‘orang penting’ setelah pesawat Sukhoi Superjet 100, jatuh di kawasan Gunung Salak, Rabu, 9 Mei. Maklum Marsa adalah juru kunci gunung yang berdiri di perbatasan Bogor dan Sukabumi itu.Awalnya polisi, Tim SAR, TNI, yang datang ke rumah Marsa. Namun kemudian, puluhan orang berbondong-bondong ke rumah yang terletak di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat itu. Mereka datang untuk tawasulan atau doa bersama untuk para korban.“Mereka minta dimudahkan jalannya dan minta dimunculkan mayat para korban. Kalau gambaran puingnya kan ada, kalau mayatnya  kan belum.Soalnya kalau tidak kita mudahkan,kalaupun di situ ada bangkai pesawatnya poek bae teu kaciri (gelap tidak terlihat),” ujar Marsa saat berbincang dengan majalah detik. 


Selain melakukan doa bersama, mereka juga minta Marsa ikut melakukan pencarian korban.Namun karena banyak kesibukan, Marsa hanya menitipkan kemenyan kepada rombongan pencari korban. Dengan “media” menyan, Marsa mengaku bisa melihat dari jauh lokasi dan posisi korban, dan dengan bantuan batin, Marsa meyakini jasad korban bisa ditemukan.Gunung Salak merupakan gunung berapi dengan tinggi 2.221 meter yang terletak di Jawa Barat. Jarak gunung ini sekitar 64 kilometer dari arah selatan Jakarta. Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor.Sementara letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43’ LS dan 106°44’ BT. Gunung ini memiliki tiga puncak, yakni Puncak Salak I (2.211 m dpl), Puncak Salak II (2.180 m dpl), dan Puncak Sumbul (1.926 m dpl).


Meski bukan gunung yang tinggi, gunung yang namanya berasal dari bahasa Sansekerta,Salaka yang berarti perak ini dikenal punya medan pendakian yang sulit. Banyak para pendaki yang hilang dan tewas di gunung ini.Selain kisah sedih pendakian, gunung ini juga menyimpan tragedi dunia penerbangan. Paling tidak,dalam sepuluh tahun terakhir ini, tercatat 7 pesawat jatuh di sekitar gunung tersebut.Secara ilmiah, kawasan Gunung Salak memang kurang ramah bagi para penerbang khususnya pesawat ukuran kecil. 
Kabut dan awan gelap yang mengandung listrik aktif kerap muncul secara tiba-tiba. 


“Pesawat tidak boleh terbang terlalu dekat dengan gunung. Pasalnya terdapat rotor angin yang dapat menarik pesawat turun.Hingga menyebabkan pesawat menabrak lereng,” kata Alvin, mantan pilot senior itu.Tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 diduga akibat cuaca yang tidak bersahabat ini. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkapkan, data satelit menunjukkan ada awan setinggi 37 ribu kaki saat pesawat dari Rusia itu menghilang. “Data  Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) menunjukkan sekitar waktu kejadian, awan di sekitar Gunung Salak tampak sangat rapat dengan liputan awan lebih dari 70 persen,” ujar Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin kepada majalah detik
.  

Analisis indeks konveksi menggambarkan ketinggian awan juga menunjukkan adanya awan jenis CB alias 
Cumulonimbus yang menjulang tinggi sampai sekitar 37.000 kaki atau 11,1 km. “Data satelit itu memberi 
gambaran bahwa saat kejadian, pesawat dikepung awan tebal yang menjulang tinggi,” sambung Djama-
luddin.Kasubdit Informasi Meteorologi Penerbangan BMKG Rekso Hartono menyatakan, awan CB sangat berbahaya untuk dimasuki pesawat karena kondisinya sangat pekat. “Kalau masuk, pesawat bisa mengalami seperti terhantam benda keras, atau turun naik, bisa terpelanting ataupun pecah, dan hilang kendali. Seperti kecelakaan kendaraan menabrak lubang di jalan,” kata Rekso. 


Namun Rekso menyatakan tidak memiliki data adanya awan CB saat terjadi musibah Sukhoi. Sesuai pen-
citraan satelit BMKG, pada saat kecelakaan pesawat,Rabu, 9 Mei pukul 14.12 WIB itu di sekitar lokasi tidak terdeteksi kemunculan awan CB.“Hanya terdeteksi kemunculan awan menengah, jenis Altostratus dan Altocumulus. Jenis awan ini tidak menyebabkan hujan lebat atau angin kencang, ini tidak membahayakan penerbangan,” tegas Rekso Awan CB terpantau di sekitar stasiun pemantau BMKG di Dermaga, Bogor, sekitar 18 kilometer dari titik lokasi Sukhoi nahas. Awan CB di lokasi ini terpantau muncul pukul 14.00-16.00 WIB.

Banyaknya pesawat yang jatuh di sekitar Gunung Salak tidak lagi membuat heran warga di sekitar gu-
nung. Bila secara ilmiah bisa diuraikan masalah cuaca, warga memiliki versi sendiri soal bahaya pesawat 
melintas di atas gunung berjuluk gunung perak itu.Ada cerita turun-temurun yang meramalkan Gunung 
Salak bakal menjadi kuburan pesawat. “Nah sekarang kebetulan banyak kejadian pesawat jatuh,” ujar Marsa, Juru Kunci Gunung Salak. Gunung Salak bagi warga sekitar merupakan tempat yang dianggap wingit atau angker. Kisah tempat angker itu muncul tidak lepas dari mitos tentang Prabu 
Siliwangi, Raja Padjajaran yang sampai saat ini belum diketahui keberadaanya (kuburannya). 
Konon, Prabu Siliwangi menghilang di Gunung Salak untuk menghindari kejaran Kian Santang agar masuk Islam. 

Prabu Siliwangi yang bersembunyi di belantara kemudian terkepung. Tapi ajaibnya, sang Prabu bisa 
meloloskan diri dengan mengapung ke udara.Tempat yang diduga tempat menghilangnya Prabu Siliwangi kemudian dinamakan pengapungan. Lokasinya tidak jauh dari Kawah Ratu. “Bukan hanya tubuhnya saja yang mengapung, tanah yang dipijaknya juga ikut terangkat,” kata Marsa.Gunung Salak dianggap angker juga karena ada banyak makam para raja di sana. Di kawasan ini terdapat paling tidak 40 makam kuno yang berusia ratusan tahun.

Selain makam, di sini juga ada petilasan suci yang tersebar di berbagai titik. Seperti petilasan milik Raja 
Padjajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi di kaki Gunung Salak di daerah Bogor deng-
an total mencapai lebih dari 91 lokasi. Karena keramat, warga meyakini tidak boleh ada yang lewat di Gunung Salak terlebih dengan angkuh.Setelah banyaknya kecelakaan, masyarakat minta pemerintah mendirikan mercusuar supaya jadi petunjuk pesawat yang lewat di kawasan itu. Namun sampai sekarang usulan itu tidak kunjung ada tanggapan. 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More